Merekamencondongkan hati Salomo kepada allah-allah lain sehingga tidak sepenuh hati mengikut Allah. Suatu kebanggaan bisa melayani dan berkerja di bidang Anak, karena anak-anak itu meyenangkan. Kak Sandra memiliki kerinduan bisa menbawa setiap anak-anak lebih lagi dekat dengan Tuhan. X . Hertanto Kak Hertanto, lahir
Bilangan 816-19Sebab mereka harus diserahkan dengan sepenuhnya kepada-Ku dari tengah-tengah orang Israel; ganti semua yang terdahulu lahir dari kandungan, yakni semua anak sulung yang ada pada orang Israel, telah Kuambil mereka semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan, adalah kepunyaan-Ku; pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, Aku telah menguduskan semuanya Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel,dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus." "- Ilustrasi Nabi Musa membawa Bani Israil keluar dari kezaliman Fir'aun NET - Sering terlihat di dalam pelayanan, masih ada pelayan yang belum maksimal untuk melayani Tuhan. Mereka hanya terpaksa, melayani dengan setengah hati dan terjebak pada rutinitas pelayanan, asal so melayani. Motivasi pelayanan hanya sebatas mengejar popularitas, cari nama, prestise, batu loncatan untuk jabatan publik bahkan hanya untuk mengejar keuntungan pribadi. Akibatnya mereka kehilangan sukacita melayani, sebab pelayanan tidak dilakukan dengan sepenuh hati dan ketulusan. Orang Lewi adalah kepunyaan Tuhan. Mereka menggantikan anak sulung Israel yang diserahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Ia mengkuduskan mengkhususkan mereka untuk melayani-Nya. Sebagai pemberian Tuhan, mereka melakukan pekerjaan jabatan dan mengadakan pendamaian bagi orang Israel. Kapasitas dan kompetensi orang Lewi merupakan karunia Tuhan, sebab tidak sembarangan orang dapat mendekati tempat kudus. Bacaan firman saat ini, memotivasi keluarga untuk memberi diri sepenuhnya kepada Tuhan. Jabatan pelayanan merupakan anugerah Tuhan. Apabila kita telah dipilih dan dikhususkan untuk melakukan tugas pelayanan, maka lakukan tugas itu dengan pemberian diri yang seutuhnya. Tidak boleh setengah hati atau terpaksa. Apalagi dengan alasan sekuler. Kerja bagi Tuhan mencakup aspek yang luas dan tidak hanya dibatasi di ruang ibadah saja, melainkan di semua lini kehidupan. Segala aktivitas yang kita lakukan, perbuatlah untuk menyenangkan hati Tuhan. Ketika dipercayakan sebagai Pelsus, kompelka BIPRA, Komisi Kerja atau UPK lakukankanlah untuk kemuliaan nama Tuhan. Semua pekerjaan jabatan sama penting dan berarti. Tidak ada hirarkhi di dalam pelayanan, semua sama di hadapan Tuhan, karena itu lakukanlah jabatan pelayanan ataupun jabatan publik dengan sepenuh hati. Amin. DOA Terima kasih ya Tuhan, sebab Engkau mengkuduskan kami untuk melayani-Mu. Kiranya anugerah Tuhan ini kami terima dengan cita disertai dengan pemberian diri yang seutuhnya. Amin MelayaniDengan Sepenuh Hati. Rasanya semua anak Tuhan setuju kalau dalam hidup ini kita butuh campur tangan Tuhan. Ada kalanya beban hidup dan permasalahan itu datang sedemikian rumitnya, sehingga kemampuan manusia yang sangat terbatas ini rasanya tidak sanggup mengatasi hal tersebut sendirian. Soal Tuhan bersedia membantu kita, itu tidak
”Oh, Yehuwa, ingatlah kiranya bagaimana aku telah berjalan di hadapanmu dengan kebenaran dan dengan sepenuh hati.”​—2 RAJ. 203. NYANYIAN 52, 65 1-3. Apa artinya melayani Yehuwa dengan ”sepenuh hati”? Berikan contoh. KITA semua tidak sempurna dan berbuat salah. Tapi, Yehuwa telah menyediakan tebusan dan siap mengampuni kita. Jadi, jika kita rendah hati dan mau bertobat, kita bisa memohon pengampunan-Nya. Kita dapat yakin bahwa Yehuwa tidak akan memperlakukan kita ”sesuai dengan dosa kita”. Mz. 10310 Meski begitu, kita harus ’melayani Dia dengan sepenuh hati’. 1 Taw. 289 Bagaimana kita bisa melakukannya meski kita tidak sempurna? 2 Kita bisa belajar dari Raja Asa dan Raja Amazia. Kedua raja ini melakukan hal baik, tapi mereka juga berbuat salah karena tidak sempurna. Namun, Alkitab mengatakan bahwa Asa ”sepenuh hati selama masa hidupnya”. 2 Taw. 1516, 17; 251, 2; Ams. 173 Dia selalu berupaya menyenangkan Yehuwa dan mengabdi kepada-Nya dengan sungguh-sungguh. Sebaliknya, Amazia tidak melayani Yehuwa dengan ”sepenuh hati”. Setelah mengalahkan musuh Allah, dia membawa pulang berhala-berhala mereka dan menyembahnya.​—2 Taw. 2511-16. 3 Melayani Allah dengan ”sepenuh hati” berarti benar-benar mengasihi Dia dan mau menyembah Dia selamanya. Dalam Alkitab, kata ”hati” biasanya memaksudkan diri kita yang sebenarnya. Itu termasuk cara kita berpikir, apa yang kita sukai, tujuan hidup kita, dan alasan kita melakukan sesuatu. Jadi bahkan meski kita tidak sempurna, kita bisa menyembah Yehuwa dengan sepenuh hati. Kita melayani-Nya karena keinginan kita sendiri, bukan karena kewajiban atau kebiasaan.​—2 Taw. 199. 4. Apa yang akan kita bahas? 4 Untuk lebih memahami apa artinya melayani Allah dengan sepenuh hati, kita akan membahas kisah Asa dan kisah tiga raja Yehuda lainnya yang setia, yaitu Yehosyafat, Hizkia, serta Yosia. Meski keempat raja itu berbuat salah, Yehuwa tetap mengasihi mereka. Bagi Dia, mereka melayani-Nya dengan sepenuh hati. Mengapa Yehuwa menganggap mereka seperti itu? Dan, bagaimana kita bisa meniru mereka? ASA ”SEPENUH HATI SELAMA MASA HIDUPNYA” 5. Apa yang Asa lakukan saat dia menjadi raja? 5 Asa adalah raja Yehuda yang ketiga setelah bangsa Israel terbagi menjadi kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda. Sewaktu Asa menjadi raja Yehuda, dia bertekad untuk menyingkirkan ibadat palsu dan kebejatan seksual dari kerajaannya. Dia menghancurkan berhala yang disembah orang-orang dan mengusir para pelacur bait. Asa bahkan memecat neneknya dari kedudukan ”ibu suri, karena dia telah membuat berhala yang mengerikan”. 1 Raj. 1511-13 Asa juga menganjurkan orang-orang untuk ”mencari Yehuwa . . . serta menjalankan hukum dan perintahnya”. Asa melakukan segala sesuatu untuk membantu orang-orang melayani Yehuwa.​—2 Taw. 144. 6. Apa tindakan Asa sewaktu orang Etiopia menyerang Yehuda? 6 Selama sepuluh tahun pemerintahan Asa, kerajaan Yehuda damai. Suatu waktu, orang Etiopia menyerang Yehuda dengan satu juta tentara dan tiga ratus kereta perang. 2 Taw. 141, 6, 9, 10 Apa tindakan Asa? Dia yakin bahwa Yehuwa bisa menolong umat-Nya. Jadi, dia memohon kepada Yehuwa agar mereka bisa memenangkan pertempuran itu. Baca 2 Tawarikh 1411. Kadang, Yehuwa membuat umat-Nya menang atas musuh-musuh mereka bahkan sewaktu raja-raja yang memerintah tidak setia kepada-Nya. Dia melakukan hal itu untuk menunjukkan bahwa Dia-lah Allah yang benar. 1 Raj. 2013, 26-30 Tapi kali ini, Yehuwa membantu umat-Nya karena Asa bersandar kepada-Nya. Yehuwa menjawab doa Asa, dan mereka memenangkan pertempuran itu. 2 Taw. 1412, 13 Tapi belakangan, Asa melakukan kesalahan besar sewaktu dia meminta bantuan kepada raja Siria, bukannya kepada Yehuwa. 1 Raj. 1516-22 Meski begitu, Allah tahu bahwa Asa mengasihi-Nya. Asa juga ”sepenuh hati terhadap Yehuwa selama masa hidupnya”. Bagaimana kita bisa meniru teladan Asa?​—1 Raj. 1514. 7, 8. Apa yang bisa Saudara tiru dari Asa? 7 Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah melayani Yehuwa dengan sepenuh hati? Kita bisa merenungkan, ’Apakah saya akan menaati Yehuwa bahkan pada saat sulit? Apakah saya bertekad untuk menjaga sidang tetap bersih?’ Bayangkan sewaktu Asa harus memecat neneknya dari kedudukan ibu suri! Dia pasti harus berani! Kadang, Saudara mungkin perlu bertindak berani seperti Asa. Misalnya, bagaimana jika anggota keluarga atau sahabat Saudara berbuat salah, tidak bertobat, dan akhirnya dipecat dari sidang? Apakah Saudara bertekad untuk tidak lagi bergaul dengan orang itu? Apakah hati Saudara mendorong Saudara membuat keputusan yang benar? 8 Seperti Asa, kita kadang merasa bahwa tidak ada yang mendukung kita. Bisa jadi, teman sekolah atau guru mengejek Saudara karena Saudara adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Atau, Saudara dianggap aneh di tempat kerja karena menggunakan cuti untuk menghadiri kebaktian atau karena jarang bekerja lembur demi mendapat lebih banyak uang. Jika Saudara mengalaminya, bersandarlah kepada Allah, seperti Asa. Saudara perlu berdoa, bersikap berani, dan terus berbuat yang benar. Ingatlah bahwa Yehuwa menguatkan Asa, dan Dia juga pasti akan menguatkan Saudara. 9. Mengapa Yehuwa senang sewaktu kita mengabar? 9 Asa tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Dia mengajak orang-orang untuk ”mencari Yehuwa”. Kita juga membantu orang-orang untuk menyembah Yehuwa. Dia pasti senang sewaktu melihat kita berbicara kepada orang lain tentang Dia. Mengapa? Karena itu menunjukkan bahwa kita mengasihi Dia dan bahwa kita peduli dengan orang-orang dan masa depan mereka! YEHOSYAFAT MENCARI YEHUWA 10, 11. Apa yang bisa kita tiru dari Yehosyafat? 10 Yehosyafat ”terus berjalan menurut jalan Asa, bapaknya”. 2 Taw. 2031, 32 Seperti bapaknya, Yehosyafat mengajak orang-orang untuk tetap menyembah Yehuwa. Dia mengutus orang-orang untuk mengajarkan ”buku hukum Yehuwa” kepada penduduk di kota-kota Yehuda. 2 Taw. 177-10 Dia bahkan pergi ke wilayah kerajaan Israel di utara agar orang-orang di pegunungan Efraim ”kembali kepada Yehuwa”. 2 Taw. 194 Yehosyafat adalah raja ”yang mencari Yehuwa dengan segenap hatinya”.​—2 Taw. 229. 11 Sekarang, Yehuwa ingin agar orang-orang di seluruh dunia belajar tentang-Nya, dan kita semua bisa ikut membantu-Nya. Apakah Saudara bertekad untuk selalu melakukan pekerjaan ini setiap bulan? Apakah Saudara ingin mengajarkan Alkitab kepada orang lain agar mereka bisa melayani Yehuwa? Apakah Saudara mendoakan hal itu? Apakah Saudara rela mengorbankan waktu luang untuk mengajarkan Alkitab kepada orang-orang? Kalau Saudara rela dan berusaha dengan sungguh-sungguh, Yehuwa akan membantu Saudara untuk mempunyai pelajar Alkitab. Selain itu, Yehosyafat berupaya membantu orang-orang untuk melayani Yehuwa lagi. Kita juga bisa berupaya membantu mereka yang tidak aktif. Para penatua juga perlu mengunjungi dan menawarkan bantuan kepada orang yang dipecat dan mungkin sudah bertobat yang ada di daerah sidang mereka. 12, 13. a Saat Yehosyafat takut, apa yang dia lakukan? b Mengapa kita perlu meniru teladan Yehosyafat? 12 Seperti bapaknya, Yehosyafat mengandalkan Yehuwa ketika sepasukan besar tentara datang menyerang Yehuda. Baca 2 Tawarikh 202-4. Pada waktu itu, dia takut dan meminta bantuan Yehuwa. Dalam doanya, dia mengakui bahwa mereka tidak sanggup mengalahkan para musuh. Dia juga mengatakan bahwa dia dan rakyatnya tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, Yehosyafat yakin bahwa Yehuwa akan membantu mereka. Dia berkata, ”Mata kami tertuju kepadamu.”​—2 Taw. 2012. 13 Seperti Yehosyafat, sewaktu ada masalah, kita kadang tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan kita bahkan mungkin takut. 2 Kor. 48, 9 Tapi, ingatlah yang Yehosyafat lakukan. Di hadapan semua rakyatnya, dia berdoa kepada Yehuwa dan mengungkapkan betapa tidak berdayanya mereka. 2 Taw. 205 Kepala keluarga bisa meniru teladan Yehosyafat. Mintalah Yehuwa untuk membantu Saudara dan keluarga agar bisa menghadapi masalah dan tahu apa yang harus dilakukan. Jangan malu untuk menyebutkan hal-hal itu sewaktu berdoa bersama keluarga. Mereka akan tahu bahwa Saudara sangat percaya kepada Yehuwa. Dia menolong Yehosyafat, dan Dia juga akan menolong Saudara. HIZKIA TERUS MELAKUKAN APA YANG BENAR 14, 15. Apa buktinya bahwa Hizkia sangat mengandalkan Allah? 14 Contoh lainnya adalah Raja Hizkia. Dia ”terus berpaut pada Yehuwa” meski ayahnya adalah penyembah berhala. Hizkia ”menyingkirkan tempat-tempat tinggi dan menghancurluluhkan pilar-pilar suci dan menebang tonggak suci”. Dia juga ”meremukkan ular tembaga yang dibuat oleh Musa” karena orang Israel menyembah ular itu. Hizkia benar-benar setia kepada Yehuwa. Dia ”terus menjalankan perintah yang Yehuwa perintahkan kepada Musa”.​—2 Raj. 181-6. 15 Semasa pemerintahan Hizkia, pasukan Asiria yang kuat menyerang Yehuda dan mengancam akan menghancurkan Yerusalem. Raja Asiria, Sanherib, mengejek Yehuwa dan berupaya membuat Hizkia menyerah. Pada masa yang menegangkan itu, Hizkia percaya sepenuhnya kepada Yehuwa dan berdoa memohon bantuan-Nya. Dia tahu bahwa Allah jauh lebih kuat daripada pasukan Asiria. Dia yakin bahwa Yehuwa bisa menyelamatkan umat-Nya. Baca Yesaya 3715-20. Allah menjawab doa Hizkia dengan mengirim satu malaikat untuk membunuh tentara Asiria.​—Yes. 3736, 37. 16, 17. Apa yang bisa Saudara tiru dari Hizkia? 16 Belakangan, Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Pada masa kritis itu, dia memohon kepada Yehuwa untuk mengingat kesetiaannya dan menolongnya. Baca 2 Raja 201-3. Yehuwa mendengar doa Hizkia dan menyembuhkannya. Dari Alkitab, kita tahu bahwa Allah tidak lagi membuat mukjizat dengan menyembuhkan kita atau menambah umur kita. Tapi seperti Hizkia, kita bisa mengandalkan bantuan Yehuwa. Kita bisa mengatakan kepada-Nya, ”Aku memohon kepadamu, oh, Yehuwa, ingatlah kiranya bagaimana aku telah berjalan di hadapanmu dengan kebenaran dan dengan sepenuh hati.” Apakah Saudara yakin bahwa Yehuwa akan selalu mengurus Saudara, bahkan saat Saudara sakit?​—Mz. 413. 17 Apa lagi yang bisa kita tiru dari Hizkia? Kita perlu menyingkirkan apa pun yang bisa mengganggu persahabatan kita dengan Yehuwa atau yang bisa menyimpangkan kita dari ibadat kepada-Nya. Misalnya, banyak yang mengidolakan orang tertentu sehingga orang itu menjadi seperti berhala bagi mereka. Mereka mengagumi selebriti dan orang-orang yang tidak mereka kenal. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk membaca tentang orang-orang itu dan melihat foto-foto mereka. Banyak orang juga sering menggunakan media sosial atau cara lain untuk berkomunikasi melalui Internet. Memang, kita mungkin suka menggunakan cara berkomunikasi seperti itu dengan keluarga atau sahabat kita. Tapi, media sosial bisa menyita banyak waktu kita. Bahkan, kita mungkin mulai merasa diri hebat kalau orang-orang suka dengan foto atau komentar yang kita masukkan di Internet. Atau, kita mungkin tersinggung jika ada yang tidak lagi berteman dengan kita di media sosial. Kita bisa belajar dari teladan Rasul Paulus, Akuila, dan Priskila. Menurut Saudara, apakah mereka menghabiskan waktu setiap hari untuk mencari tahu segala hal yang dilakukan orang-orang, apalagi orang yang tidak melayani Yehuwa? Alkitab mencatat bahwa Paulus ”luar biasa sibuk dengan firman”. Priskila dan Akuila juga sibuk mengabar dan ”menjelaskan secara terperinci jalan Allah dengan lebih tepat” kepada orang lain. Kis. 184, 5, 26 Kita bisa memikirkan, ’Apakah saya mulai mengidolakan orang tertentu seolah-olah mereka adalah berhala? Apakah saya mulai menghabiskan banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak terlalu penting?’​—Baca Efesus 515, 16. YOSIA MENAATI PERINTAH YEHUWA 18, 19. Bagaimana caranya supaya kita bisa seperti Yosia? 18 Raja Yosia juga menaati perintah Yehuwa ”dengan segenap hati”. 2 Taw. 3431 Yosia adalah cicit Hizkia. Saat remaja, ”ia mulai mencari Allah Daud”. Dan saat berumur 20, dia mulai menyingkirkan berhala dari Yehuda. Baca 2 Tawarikh 341-3. Yosia berusaha lebih keras daripada kebanyakan raja Yehuda lainnya untuk menyenangkan Yehuwa. Lalu suatu hari, seorang imam besar menemukan buku hukum Allah di bait. Kemungkinan, buku itu adalah gulungan yang Musa tulis sendiri! Sewaktu buku itu dibacakan kepada Yosia, dia sadar bahwa ada yang masih perlu dia perbaiki untuk melayani Yehuwa sepenuhnya. Dia juga menasihati yang lain untuk melakukan yang sama. Hasilnya, orang-orang ”tidak menyimpang dan terus mengikuti Yehuwa” selama Yosia hidup.​—2 Taw. 3427, 33. 19 Jika Saudara masih muda, Saudara bisa meniru Yosia dan berupaya lebih mengenal Yehuwa dari sekarang. Selain itu, Yosia mungkin belajar dari kakeknya yang bertobat, Raja Manasye, bahwa Yehuwa siap mengampuni. Saudara juga bisa belajar dari orang yang lebih tua dalam keluarga dan sidang Saudara. Saudara bisa mendengar banyak pengalaman dari mereka tentang kebaikan Yehuwa terhadap mereka. Ingatlah juga apa yang Yosia rasakan setelah dia mengetahui isi Tulisan Kudus. Dia sangat tersentuh dan segera membuat perubahan. Dengan membaca Alkitab, Saudara juga bisa tergerak untuk lebih menaati Yehuwa. Hasilnya, Saudara akan lebih akrab dengan-Nya dan merasa lebih bahagia. Dengan begitu, Saudara akan tergerak untuk memberi tahu orang lain tentang Yehuwa. Baca 2 Tawarikh 3418, 19. Karena belajar Alkitab, Saudara juga bisa tahu dalam hal apa lagi Saudara bisa meningkatkan pelayanan Saudara kepada Allah. Seperti Yosia, berupayalah sebaik-baiknya untuk membuat perubahan-perubahan itu. LAYANILAH YEHUWA DENGAN SEPENUH HATI! 20, 21. a Apa persamaan antara keempat raja Yehuda? b Apa yang akan kita bahas dalam artikel berikutnya? 20 Keempat raja Yehuda ini melayani Yehuwa dengan sepenuh hati. Apa yang bisa kita pelajari dari mereka? Mereka bertekad untuk menyenangkan Yehuwa dan menyembah-Nya sepanjang hidup mereka. Mereka mengandalkan Dia saat musuh yang kuat datang menyerang. Dan yang terpenting, mereka melayani Yehuwa karena mereka mengasihi-Nya. 21 Meski keempat raja ini tidak sempurna dan berbuat salah, Yehuwa tetap menyayangi mereka. Dia tahu bagaimana hati mereka yang sesungguhnya dan tahu bahwa mereka sebenarnya sangat menyayangi-Nya. Kita juga tidak sempurna dan bisa berbuat salah. Tapi jika kita melayani-Nya dengan sepenuh hati, Yehuwa akan tetap mengasihi kita. Dalam artikel berikutnya, kita akan membahas kesalahan raja-raja ini dan pelajarannya untuk kita.
Baru10 tahun saya berkecimpung dalam dunia pelatihan pelayanan, dan sering saya melihat beberapa perusahaan menuliskan " Melayani dengan hati" atau " Melayani sepenuh hati" sebagai Slogan perusahaannya, apakah maksud kalimat tersebut telah dipikirkan dan dihayati ulang ? apakah mudah dipahami artinya oleh para karyawan? atau mungkin karena terlalu seringnya diucapkan sehingga, kalimat ini Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Baru 10 tahun saya berkecimpung dalam dunia pelatihan pelayanan, dan sering saya melihat beberapa perusahaan menuliskan " Melayani dengan hati " atau " Melayani sepenuh hati" sebagai Slogan perusahaannya, apakah maksud kalimat tersebut telah dipikirkan dan dihayati ulang ? apakah mudah dipahami artinya oleh para karyawan? atau mungkin karena terlalu seringnya diucapkan sehingga, kalimat ini menjadi biasa dan jarang dipikirkan kembali. Saya adalah termasuk trainer yang kurang setuju dengan penggunaaan ungkapan kalimat Indah tersebut dalam setiap training, atau dijadikan sebagai slogan perusahaan, kalau benar slogan " Melayani dengan hati" yang ingin dihantarkan kepada segenap konsumen, maka terlebih dahulu kita harus memahami Hati itu apa dan untuk apa ? dan akan panjang penjabarannya mungkin akan berkenaan dengan Agama, Spiritualisme dan Filsafat dan yang paling penting harus siap dibayar " Sesuka hati" ha ha ha is joking . . . Sampai hari ini, saya masih bingung dengan kata kata indah bersayap tersebut, sebagaimana syair syair gubahan pujangga, yang enak di baca namun sulit untuk diterapkan. Saya lebih memilih menggunakan kalimat " Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan perusahaan yang terpadu" Ini aja udah sulit, apalagi itu . . . . , nah . . . . di Sistim pelayanan dan Integritas diri inilah terletak standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur. Lalu apakah standar, proses pelayanan dan pencapaian yang terukur dari Hati?, bisa jadi banyak orang yang sulit mendefinisikan kata "Hati", dan banyak juga yang salah menafsirkan hati sebagai perasaan, padahal hati dan perasaan adalah dua hal yang berbeda, belum lagi dengan kata "Rasa hati " alamak jan . . lebih pusing lagilah awak . . . . . Bagi saya, Hati hanyalah untuk Tuhan saja, hasil kedekatan kita dengan Tuhan akan tercermin dari prilaku keseharian terhadap sesama dan ini adalah tanggung jawab iman kita kepada Tuhan yang sifatnya personal dan rahasia. Namun, didalam dunia profesional hal ini agak sulit dilakukan, karena pelayanan dalam dunia kerja akan berhubungan erat dengan kebijakan perusahaan, kelayakan penghasilan pekerja, kondisi perusahaan, pembinaan standar pelayanan dan lain lain, dan yang paling utama adalah Uang. Saya simpan dulu kalimat "Bekerja untuk Ibadah", karena hal itu akan menimbulkan banyak polemik dan perdebatan, karena hal ini pun harus dikaji lebih mendalam lagi, walau saya sebagai seorang muslim sangat setuju dengan hal ini dan masih tetap belajar untuk memahami hal ini, namun untuk diri saya sendiri saja lohhh . . . Namun, didalam dunia profesional kerja, saya harus jujur untuk mengungkapkan fakta bahwa selama ini kebanyakan orang bekerja untuk Uang, dan kalau uang yang didapatkannya masih belum dapat membayar tagihan dan kebutuhan hidup setiap bulannya - minimal, maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil pelayanan dalam dunia kerjanya. Jadi kesimpulannya, kalimat "Melayani dalam hati" akan lebih cocok bila menjadi slogan dan ungkapan pribadi saja, sesuai sejauh mana setiap pribadi mengartikan dan memaknainya, tidak cocok dijadikan sebagai slogan perusahaan, karena kwalitas pelayanan sebuah perusahaan sangatlah berhubungan dengan beberapa hal yang saya sebutkan diatas, dan jangan pula kalimat tersebut dipakai oleh seorang pimpinan perusahaan untuk memaksakan pekerjanya bekerja sesuai dengan standar dengan pembayaran dibawah standar, kalau sudah begitu, siapa yang tak punya hati sesungguhnya dan siapa yang harus bekerja dan melayani dengan hati ? "Melayani dengan Integritas diri dan Sistim pelayanan terpadu yang memenuhi standarisasi pelayanan usaha yang prima, Berfikir realistis dan bekerja profesional tanpa syair syair indah bersayap mengangkasa yang sulit dipahami dan diterapkan." - Think service ‎SS Lihat Kebijakan Selengkapnya Sepanjangbulan Agustus ini, Tuhan akan bawa kita semuanya semakin terbakar mencintai Tuhan dengan segenap hati kita. Di pekan pertama ini, kita akan belajar dengan tema: "Rumah Tuhan, Rumah Cinta." Kesempatan Melayani Sepenuh Waktu: Pembukuan Jan 23rd, 2022 . Pendaftaran Siswa Baru STT El-Shadday Des 19th, 2021 . Ayat bacaan Filipi 214-15 =========================== “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,” Rasanya semua anak Tuhan setuju kalau dalam hidup ini kita butuh campur tangan Tuhan. Ada kalanya beban hidup dan permasalahan itu datang sedemikian rumitnya, sehingga kemampuan manusia yang sangat terbatas ini rasanya tidak sanggup mengatasi hal tersebut sendirian. Soal Tuhan bersedia membantu anda, itu tidak perlu disangsikan. Tuhan selalu ada, dan selalu punya waktu untuk anak2Nya yang datang kepadanya. Apakah itu minta tolong, apakah itu curhat, menumpahkan unek2, atau sekedar bersyukur dan ingin tinggal dalam hadiratNya, Tuhan tidak pernah terlalu sibuk untuk itu. Pertanyaannya sekarang, apa yang bisa kita buat untukNya? lihat, seringkali dengan alasan terlalu sibuk, kecapaian, kurang enak badan, bahkan “lagi gak mood”, dengan sangat mudah kita jadikan alasan untuk melewatkan saat2 teduh atau berbuat sesuatu untuk Tuhan. Apakah hal seperti ini hanya terjadi dikalangan jemaat biasa? Tidak.. para hamba2 Tuhan pun bisa dihinggapi alasan2 diatas. Ada banyak orang yang mengaku kudus, takut Tuhan, alim, tapi menetapkan batas2 dalam melayani Tuhan. “kan saya baru kemarin pelayanan, masa hari ini harus lagi?” , atau, giliran lo dong, kan gue udah dua kali..” Melayani dengan Sepenuh Hati Hari2 ini saya merasa sangat lelah. Kesibukan tiba2 menumpuk dari berbagai pekerjaan, semua menuntut keseriusan tinggi dan hasil terbaik dari apa yang saya mampu lakukan. Bahkan saat inipun pekerjaan saya belum selesai,dan pagi hari saya sudah harus berangkat lagi. Dari sisi manusiawi, saya ingin istirahat. tidur. lepas dari segala hal2 yang membebani kondisi fisik dan pikiran. Tapi saya tahu, bahwa melayani Tuhan merupakan kewajiban saya juga. Ya, membuat renungan2 sehari2 seperti ini adalah bentuk rasa syukur saya terhadap semua yang diberikan Tuhan dalam hidup saya. Giliran saya untuk membagi berkat, mewartakan kabar gembira bagi siapapun bahwa Tuhan itu nyata, Tuhan itu ada, dan Tuhan membuka pintuNya bagi siapapun, tanpa terkecuali, untuk mengenalNya. Semua kesibukan dan kelelahan saya sangat tidak pantas dijadikan alasan untuk berbantah2, bersungut2, atau merasa terpaksa mengerjakan ini semua. Tuhan harus tetap jadi prioritas utama. Membagi berkat dan menjadi perantara Tuhan dalam menyampaikan isi hatiNya tetap, dan harus selalu tetap jadi prioritas. Mari, hindari menjadi anak Allah yang bengkok hatinya, yang hanya menginginkan berkat, hanya minta Tuhan menolong disaat mereka butuh, tapi tidak mau sungguh2 melakukan hal2 yang bisa menyenangkan hati Bapa. Saya rasa, untuk segala sesuatu yang telah Dia berikan dengan sangat indah, sudah sepantasnya kita berbuat hal2 yang bisa menyenangkanNya. Layanilah Tuhan dengan sepenuh hati dan sungguh2 karena Tuhan tidak pernah setengah2 memberkati kita.
Jagailahmereka dengan rela hati, bukan dengan bersungut-sungut; bukan pula karena hasil yang akan Saudara peroleh, melainkan karena Saudara ingin melayani Tuhan. ENDE: Peliharalah kawanan domba Allah jang ada pada kamu, selenggarakannja tanpa paksaan tetapi dengan rela hati menurut kehendak Allah. Bukan untuk mentjari keuntungan, tetapi dengan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" Kolose 323Ayat diatas langsung melekat di hati saat pertama kali mendengar dari Ernest Prakasa influencer & sutradara di podcast Daniel Mananta. Ternyata saat membaca kitab suci hari ini ayat tersebut terbaca kembali, karenanya saya tergerak untuk menuliskannya, sebagai pengingat bagi saya pribadi, bahwa apapun yang saya lakukan harus saya kerjakan dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hatiku, karena semua yang saya kerjakan harus saya pertanggungjawabkan kehidupan sehari-hari, seringkali apa yang kita perbuat tidak dilihat dan dihargai sehingga kita menjadi sedih dan kecewa. Baik itu di pekerjaan, pelayanan, keluarga, dan lainnya. Di tempat kerja, saat kita merasa pekerjaan yang kita lakukan dengan sepenuh hati tidak dilihat dan dihargai bos, kita menjadi sedih dan kecewa. Akibatnya kita jadi malas bekerja . Kita jadi bekerja dengan bersungut-sungut, tidak bekerja dengan sebaik-baiknya. Kita lupa bahwa apapun pekerjaan yang kita lakukan merupakan pemberian Tuhan kepada kita. Jadi selayaknyalah kita tetap melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya dan dengan sepenuh hati apapun kondisi yang kita tetap harus melakukan pekerjaan kita dengan sungguh-sungguh karena itulah yang berkenan kepadaNya. Jadi apa yang kita perbuat harus kita pertanggungjawabkan kepadaNya, bukan untuk menerima pujian ataupun penghargaan dari orang sepantasnya bekerja sebaik-baiknya seperti "jam" yang walaupun di lihat ataupun tidak, dihargai ataupun tidak, tetap berputar dan berdenting. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa malas untuk bekerja ataupun bekerja dengan ogah-ogahan karena pekerjaan yang kita perbuat tidak dihargai dan dipuji. Kita tidak butuh penghargaan dan pujian atas pekerjaan yang kita lakukan karena pertanggungjawaban kita bukan kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. Jadi mari kita terapkan Firman Tuhan diatas dalam kehidupan nyata kita sehari-hari, yaitu apapun yang kita lakukan, kita lakukan dengan sepenuh hati!Setiap dari kita sudah diberikan talenta oleh Tuhan, mari kita kembangkan kemampuan kita dengan sebaik-baiknya supaya berdaya guna bagi diri kita sendiri, bagi sesama, terlebih bagi sekedar renungan di sore hari ini. 1 2 Lihat Diary Selengkapnya

DownloadMelayani Sepenuh Hati PDF/ePub, Mobi eBooks by Click Download or Read Online button. Instant access to millions of titles from Our Library and it's FREE to try! Bersama firman Tuhan dan melalui beragam kisah dalam buku ini, temukanlah momen dan titik balik di mana Anda dapat menemukan mengembangkan potensi unik Anda. DOWNLOAD Worship Audio Soundcloud Download via google Drive ReKA Video Berlangganan ReKA Video melalui Bacaan Alkitab Setahun Klik gambar diatas untuk membaca dan mendengarkan pembacaan Alkitab Setahun untuk hari ini. BACAAN HARI INI 2 Korintus 41-10 RHEMA HARI INI 2 Korintus 41 ALLAH sendirilah yang dalam kemurahan-Nya telah memberikan kepada kami pekerjaan yang mulia ini yaitu mengabarkan Berita Kesukaan kepada semua orang. Karena itu, kami tidak pernah berputus asa. FAYH Kian hari, dunia mengajarkan kepada kita untuk mengejar kekayaan dan nama besar. Seminar-seminar keuangan yang menjanjikan cara cepat menjadi kaya sangat laris diminati orang. Tidak sedikit yang rela merogoh kantong dalam-dalam untuk mendapatkan satu kursi dalam seminar-seminar tersebut. Hal ini karena orang-orang percaya, kekayaan dapat menjamin kehidupan dan masa depan. Belum lagi rasa hormat yang dipetik dari orang lain. Namun, di dunia ini, masih ada kelompok-kelompok orang yang memiliki pola pikir yang berbeda 180⁰. Misalnya para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Mereka menunjukkan kepada dunia bahwa hidup tidak selalu tentang harta dan hormat. Bisa dibilang, menjadi seorang abdi adalah pekerjaan sukarela. Bagaimana tidak? Sebelum resmi menjadi Abdi Dalem, mereka harus menjalankan seleksi sulit dalam magang selama dua tahun tanpa dibayar. Setelah itu pun, sebagian dari mereka hanya mendapatkan honor sebesar per bulan selama bertahun-tahun. Jumlah yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Sebagai abdi, mereka pun harus senantiasa merendahkan hati dan tidak menonjolkan diri, serta meleburkan diri dalam tugas-tugas mereka. Meski demikian, mereka bersyukur bisa bekerja untuk dan dekat Sultan. Bagi mereka, itulah kehormatan mereka. Bila melayani seorang sultan di dunia yang kekuasaannya terbatas adalah sebuah kehormatan, tidakkah melayani Raja di atas segala raja merupakan kehormatan yang jauh lebih besar lagi? Ya, bisa melayani Tuhan kita bukanlah beban. Sesungguhnya, bisa dipilih dan dipercayakan suatu pekerjaan oleh Tuhan adalah suatu mujizat tersendiri. Hari-hari ini, Tuhan mencari banyak pekerja di ladang jiwa-jiwa milik-Nya. Dengarkanlah panggilan-Nya dan mulailah melangkah untuk melayani-Nya. Saat Tuhan melihat hati kita yang sungguh-sungguh terhadap-Nya, Dia pun akan mengurapi kita dengan urapan untuk berkuasa, sehingga kita bisa bangkit menjadi pahlawan Allah yang melakukan perkara-perkara besar bagi-Nya. RENUNGAN Melayani Tuhan adalah KEHORMATAN BESAR; bangkit menjadi PAHLAWAN ALLAH, maka Dia akan MEMPERCAYAKAN urapan untuk berkuasa. APLIKASI 1. Apakah artinya melayani Tuhan bagi Anda? 2. Mengapa melayani Tuhan adalah kehormatan besar? 3. Bagaimana Anda bisa mulai melayani Tuhan atau melayani-Nya dengan lebih sungguh lagi? DOA UNTUK HARI INI “Bapa yang baik, terima kasih karena Engkau telah memilih kami untuk melakukan suatu tugas bagi-Mu. Kami mau melangkah untuk melayani-Mu lebih lagi. Biarlah kami bisa bangkit menjadi pahlawan-Mu yang Kau urapi secara luar biasa, sehingga Engkau bisa melakukan perkara-perkara ajaib melalui kami. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin.” Pentingnya senantiasa membangun persekutuan dengan Tuhan terus-menerus. Kita tahu bahwa tanpa hubungan yang intim dengan Roh Kudus sebenarnya kita ini kosong. Itu sebabnya gereja kita sangat mendorong bahkan menyediakan fasilitas supaya jemaat bisa membangun persekutuan yang intim dengan Tuhan melalui ReKA Renungan Keluarga Allah yang dibagikan kepada setiap jemaat setiap pagi. Tetapi sebenarnya, untuk sebuah pertumbuhan rohani yang sehat, kuat, serta konsisten, kita tidak cukup hanya bersekutu dengan Tuhan 1x di pagi hari saja, melainkan kita harus melakukannya dengan konsisten, setiap saat bersekutu dengan Tuhan. Secara jasmani saja, kita bisa saja makan 1x dalam 1 hari, tetapi kekuatan tubuh kita tidak akan bisa maksimal jika dibandingkan dengan kalau kita makan 3x sehari. Demikian juga dalam hal minum obat, kebanyakan obat harus diminum 3x sehari supaya tubuh kita yang sakit bisa segera sembuh. Oleh sebab itu bagaimana mungkin kita bisa berpikir bahwa roh kita bisa kuat kalau kita hanya memberi makan roh kita 1x sehari saja? Kita perlu memberi makan manusia roh kita setidaknya 3x sehari, sama seperti kita memberi makan manusia jasmani kita. Kita bisa melihat Tuhan Yesus, teladan yang sempurna bagi kita semua. Bagaimana IA terus-menerus membangun hubungan yang intim dengan Bapa-Nya. Pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap, Tuhan Yesus sudah duduk diam di bawah kaki Tuhan. Siang hari di tengah-tengah kesibukan-Nya melayani orang-orang yang membutuhkan mujizat-Nya, Tuhan Yesus melepaskan diri dari keramaian dan datang kembali kepada Tuhan. Malam hari, ketika kebanyakan orang sudah tidur, Tuhan Yesus menyediakan waktu khusus untuk bersekutu dengan Tuhan. Begitu juga dengan kehidupan Daud. Dikatakan di dalam Alkitab bahwa 7x dalam sehari Daud memuji-muji Tuhan. Ini artinya Daud memiliki persekutuan yang konsisten dan terus-menerus dengan Tuhan. Demikian juga dengan Daniel. 3x sehari Daniel berlutut, berdoa, serta memuji Allah. Smith Wigglesworth, hamba Tuhan yang dipakai Tuhan membangkitkan banyak orang mati, berkata ia tidak berdoa lebih dari 15 menit, tetapi ia tidak akan melewatkan 15 menit berlalu tanpa berdoa. Tidak heran jika orang-orang besar yang dipakai Tuhan luar biasa itu memiliki kehidupan roh yang kuat, mantap dan penuh kuasa. Itulah sebabnya mengapa penting sekali bagi kita untuk terus-menerus membangun persekutuan yang intim dengan Tuhan. Namun, kendala yang terjadi di banyak kehidupan kita sehari-hari adalah seringkali kita lupa bersekutu dengan Tuhan saat kita sudah disibukkan dengan berbagai macam hal yang harus kita kerjakan sepanjang hari itu. Itu sebabnya saat ini ReKA hadir 3x dalam sehari untuk mengingatkan kita supaya senantiasa membangun persekutuan yang intim dengan Tuhan terus-menerus sepanjang hari. Dengan adanya ReKA setiap pagi, siang, dan malam ini, maka kita akan terus didorong membangun persekutuan yang intim, kuat, dan konsisten dengan Tuhan sehingga manusia roh kita semakin lama akan semakin dibangun dan dikuatkan untuk melakukan hal-hal yang besar bagi kemuliaan Tuhan. . 149 151 56 45 289 465 84 154

melayani tuhan dengan sepenuh hati